1. Rendang dan Ketupat – Indonesia
7 Makanan Khas – Tak ada yang lebih ikonik saat Lebaran di Indonesia selain perpaduan maut antara rendang dan ketupat. Hidangan daging sapi yang di masak perlahan dalam santan dan rempah selama berjam-jam ini bukan hanya menggugah selera, tapi juga membakar emosi nostalgia. Di sandingkan dengan ketupat yang di bungkus janur dan di rebus hingga padat, kombinasi ini adalah simbol kemewahan dan kemenangan usai menahan lapar selama sebulan penuh. Rendang tak hanya soal rasa, tapi juga tradisi—warisan kuliner yang penuh kehangatan dan kebanggaan.
2. Maamoul – Timur Tengah
Di kawasan Arab seperti Lebanon, Suriah, dan Yordania, Idul Fitri tak lengkap tanpa kehadiran maamoul. Kue kering berisi kurma, kacang pistachio, atau kenari ini di bentuk dengan cetakan kayu tradisional yang memiliki ukiran khas. Teksturnya rapuh, manisnya menggoda, dan aromanya menusuk hidung. Proses pembuatannya pun bukan main-main: biasanya melibatkan seluruh keluarga, dari nenek sampai cucu, dalam ritual yang penuh kehangatan dan tawa. Satu gigitannya seperti merangkum segala suka cita setelah Ramadhan.
3. Sheer Khurma – India dan Pakistan
Satu sendok sheer khurma bisa mengoyak pertahanan diet siapa pun. Hidangan ini berupa puding susu dengan bihun, kacang-kacangan, dan buah kering, yang di sajikan hangat atau dingin. Manis, lembut, dan kaya rasa, sheer khurma adalah bentuk cinta yang di tuangkan dalam mangkuk. Di India dan Pakistan, hidangan ini wajib hadir di pagi Idul Fitri. Aromanya yang menggoda menyebar dari dapur ke ruang tamu, mengundang keluarga besar untuk duduk bersama dan berbagi cerita.
4. Lapis Legit – Belanda-Indonesia
Meski bukan hidangan tradisional Islam, lapis legit menjelma jadi primadona saat Lebaran di Indonesia. Kue ini adalah bukti bagaimana akulturasi Belanda-Indonesia menelurkan sesuatu yang adiktif. Setiap lapisan kue yang di buat satu per satu dengan teknik panggang bertahap mencerminkan kesabaran dan ketelitian—dua kualitas yang juga di tanamkan selama bulan puasa. Rasanya yang manis, teksturnya yang padat, dan tampilannya yang menggoda menjadikannya suguhan yang nyaris tak bisa di tolak.
5. Doro Wat dengan Injera – Ethiopia
Idul Fitri di Ethiopia menyajikan kekayaan rasa yang tak bisa di abaikan. Doro wat, semur ayam pedas berbasis paprika dan rempah, di sajikan bersama injera—roti datar berfermentasi yang kenyal dan sedikit asam. Hidangan ini bukan sekadar makanan, tapi pernyataan budaya yang kuat. Proses menyantapnya yang menggunakan tangan dan injera sebagai ‘sendok’ alami menciptakan keintiman dalam setiap gigitan. Di tengah hiruk pikuk Lebaran, kehadiran doro wat jadi semacam pelukan hangat bagi perut dan jiwa.
6. Tagine dan Msemen – Maroko
Maroko punya cara unik merayakan Idul Fitri dengan tagine dan msemen. Tagine, olahan daging atau ayam yang di masak dalam wadah tanah liat berbentuk kerucut, menghasilkan aroma tajam dan rasa kaya yang menusuk. Msemen, semacam roti pipih berlapis yang di goreng garing di luar dan lembut di dalam, menjadi teman setia menyantap tagine. Perpaduan ini menyuguhkan pengalaman rasa yang kompleks dan memuaskan. Tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dalam keluarga Maroko.
7. Kue Nastar dan Kue Kering Lainnya – Asia Tenggara
Siapa yang tidak kenal nastar, kastengel, putri salju, dan teman-temannya? Di Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, hingga Brunei, kue kering adalah senjata wajib saat Lebaran. Tapi jangan salah, di balik ukurannya yang kecil, terdapat kerja keras dan ketekunan dalam proses pembuatannya. athena168 dengan isi selai nanas yang legit dan kastengel dengan rasa gurih keju adalah jebakan manis bagi tamu-tamu Lebaran. Tidak ada yang bisa berhenti di satu toples—karena satu pasti tak pernah cukup.
Makanan-makanan ini bukan sekadar pelengkap perayaan. Mereka adalah simbol budaya, warisan sejarah, dan ekspresi cinta yang di suguhkan di meja makan. Saat takbir berkumandang dan pintu rumah terbuka untuk saling memaafkan, aroma dari dapur menyatu dengan hangatnya suasana, menjadikan Idul Fitri lebih dari sekadar hari raya—ini adalah pesta cita rasa yang lintas batas dan lintas generasi.